KEAJAIBAN SENYUM
DALAM AJARAN ISLAM
§ Senyum itu bernilai ibadah
Senyum
dalam ajaran Islam bernilai ibadah. Seulas senyuman yang disunggingkan kepada
seseorang setara dengan nilai bersedekah.Dai wahdah Islamiyah, Qasim Saguni,
mengatakan pengertian sedekah tidak terbatas hanya pada materi saja. Senyum
merupakan sedekah yang paling mudah tetapi juga bisa menjadi sangat sulit
diberikan oleh seseorang. Pada dasarnya, semua orang bisa tersenyum dengan
siapa saja. Namun, kadang karena ketidakseimbangan fisik maupun mental membuat
sebagian orang sulit untuk tersenyum.
Hadits-Hadits
Tentang Senyum
1. (”Tersenyum
ketika bertemu saudara kalian adalah ibadah.( Hadits Riwayat Imam Trumudzi, Ibn Hibban & Al-Baihaqi)
2. ”Sesungguhnya
Allah membenci orang-orang yang bermuka masam dihadapan
saudara-saudaranya.(Hadits Riwayat Ad-Dailamy)
Senyum
dapat memancarkan ikatan kasih sayang sehingga tercipta ta’liful qulb (hubungan hati).
Ikatan hati yang bukan sekadar diikat oleh sesuatu yang bersifat materi, tetapi
oleh iman dan Islam. Senyuman sebagai bukti Anda menghargai, menyayangi, dan
mencintai saudara Anda
§ Senyum itu Wujud Akhlak Mulia
Senyum adalah
wujud akhlak karima,karena senyum bagian
dari perilaku kita sebagai manusia dalam kehidupan sehari-hari,akhlak didefinisikan secara terminologi artinya
tingkah laku seseorang
yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluk, berasal dari bahasa Arab yang berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat. Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Al Gazali, dan Ahmad Amin menyatakan bahwa akhlak
adalah perangai yang melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan
perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu,
Kata akhlak diartikan sebagai suatu tingkah laku, tetapi tingkah laku tersebut harus dilakukan secara berulang-ulang tidak
cukup hanya sekali melakukan perbuatan baik, atau hanya sewaktu-waktu saja,Seseorang dapat dikatakan
berakhlak jika timbul dengan sendirinya didorong oleh motivasi dari dalam diri dan
dilakukan tanpa banyak pertimbangan pemikiran apalagi pertimbangan yang sering
diulang-ulang, sehingga terkesan sebagai keterpaksaan untuk berbuat Apabila perbuatan
tersebut dilakukan dengan terpaksa bukanlah pencerminan dari akhlak
Dalam Encyclopedia Brittanica, akhlak disebut sebagai ilmu akhlak yang mempunyai
arti sebagai studi yang sistematik tentang tabiat dari pengertian nilai baik, buruk, seharusnya benar, salah
dan sebaginya tentang prinsip umum dan dapat diterapkan terhadap sesuatu, selanjutnya
dapat disebut juga sebagai filsafat moral.Akhlak bersumber pada agama,Perangai sendiri mengandung
pengertian sebagai suatu sifat dan watak yang merupakan bawaan
seseorang. Pembentukan peragai ke arah baik atau buruk, ditentukan oleh faktor
dari dalam diri sendiri maupun dari luar, yaitu kondisi lingkungannya. Lingkungan yang paling
kecil adalah keluarga, melalui keluargalah kepribadian seseorang dapat terbentuk. Secara terminologi akhlak berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu
perbuatan yang baik. Para ahli seperti Al Gazali menyatakan bahwa akhlak
adalah perangai yang melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan
perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu. Peragai sendiri
mengandung pengertian sebagai suatu sifat dan watak yang merupakan bawaan
seseorang. Lebih jauh
tentang makna senyuman sebagai wujud akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari,
seorang muslim yang dalam kehidupan sehari-harinya tersenyum sama dengan telah menebarkan kegembiraan dan kasih
sayang melalui senyumannya. Sejalan dengan misi Islam menebarkan keceriaan di
muka bumi ini. Nabi Muhammad telah memelopori pentingnya senyuman agar
memberikan rasa nyaman kepada orang lain. Rasulullah pernah memotivasi para
sahabatnya tentang makna senyuman itu. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan
oleh HR. Muslim, Rasulullah berpesan, “Janganlah
kalian menganggap remeh kebaikan itu, walaupun itu hanya bermuka cerah pada
orang lain,”. Senyuman kini telah dikembangkan menjadi sebuah terapi yang
menyejukkan diri sendiri dan orang lain dan
senyuman juga dapat memikat orang lain. Senyuman dapat
mempengaruhi penampilan seseorang sehingga orang merasa lebih dihargai dan
terlayani. Karena Sungguh luar biasa
ajaran Islam yang meletakkan senyum bagian dari dasar akhlakul karimah,
§ Senyum
itu adalah Sedekah
Dalam agama
Islam, senyum juga merupakan suatu ibadah karena membuat orang yang tersenyum
menjadi indah dan enak dilihat. Islam mengajarkan bahwa jika Anda tidak
memiliki apapun untuk disedekahkan, maka bersedekahlah dengan sebuah
senyum. Yang dimaksud Sedekah adalah pemberian seorang Muslim
kepada orang lain secara sukarela dan ikhlas tanpa dibatasi oleh waktu dan
jumlah tertentu. Shadaqah lebih luas dari sekedar zakat maupun infak.
Karena shadaqah tidak hanya berarti mengeluarkan atau mendermakan harta. Namun
shadaqah mencakup segala amal atau perbuatan baik. Dalam sebuah hadits
digambarkan, “Memberikan senyuman kepada saudaramu adalah shadaqah,sama
dengan sedekah-sedekah lainnya seperti Tasbih, Tahlil dan Tahmid,Amar Ma’ruf Nahi Mungkar(mengajak
kebaikan dan meninggalkan keburukan),Hubungan intim suami istri,Bekerja dan memberi
nafkah pada sanak keluarganya,Membantu urusan orang lain,Mendamaikan dua pihak
yang berselisih,Menjenguk orang sakit, memberikan senyuman,Berlomba-lomba dalam
amalan baik sehari-hari.
Di zaman
Rasulullah saw., seorang sahabat yang tidak memiliki apa-apa untuk disedekahkan
bertanya kepada Rasulullah, ”Jika kami ingin bersedekah, namun kami tidak
memiliki apa pun, lantas apa yang bisa kami sedekahkan dan bagaimana kami
menyedekahkannya?” tanya sahabat.
Rasulullah
sebelumnya pernah bersabda,
”Bani Adam setiap harinya memiliki kewajiban untuk bersedekah sejak
matahari mulai terbit.”
Barangkali
sabda Rasulullah itulah yang mengganggu pikiran sahabat. Namun, apa daya dia
tidak memiliki apa pun untuk disedekahkan, sedangkan keinginannya untuk
bersedekah sangat kuat. Oleh karena itu, dia memberanikan diri untuk
bertanya.Sebagian besar yang terpikir dalam benak kita bersedekah adalah lebih
menyangkut pemberian uang, pakaian, atau apa pun yang bisa langsung dinikmati penerima
dalam bentuk materi atau fisik. Hal itu juga mungkin yang ada dalam pikiran
sahabat Rasulullah sehingga dia sangat gelisah karenanya. Dia berpikir, apabila
dia tidak dapat memberikan sedekah pada hari itu, dia tidak dapat menjalankan
perintah Allah dengan baik.Jika Anda berpikir sama seperti sahabat tersebut
bahwa bersedekah harus dengan pemberian materi, Anda salah. Islam sangat
memberikan kemudahan kepada umatnya untuk mengais pahala. Seperti dikatakan
Rasulullah:
”Sesungguhnya pintu-pintu kebaikan itu
banyak: tasbih, tahmid, takbir, tahlil (dzikir), amar ma’ruf nahyi munkar,
menyingkirkan penghalang (duri, batu) dari jalan, menolong orang, sampai senyum
kepada saudara pun adalah sedekah.”
§ Senyum
itu Instumen Dalam Dakwah
Senyum dapat dijadikan instrumen dalam berdakwah. Yang
dimaksud Dakwah sendiri adalah kegiatan
atau aktivitas yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil
orang untuk beriman dan taat kepada Allah Subhaanahu wa ta'ala sesuai dengan garis
aqidah, syari'at dan akhlak Islam. Kata dakwah merupakan masdar (kata benda) dari
kata kerja da'a yad'u yang berarti panggilan, seruan atau ajakan. Kata dakwah sering dirangkaikan dengan kata "Ilmu" dan
kata "Islam", sehingga menjadi "Ilmu dakwah" dan
Ilmu Islam" atau ad-dakwah al-Islamiyah.
Tujuan utama dakwah ialah mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di
dunia dan di akhirat yang diridai oleh Allah. Nabi Muhammad SAW mencontohkan dakwah
kepada umatnya dengan berbagai cara melalui lisan, tulisan dan perbuatan.
Dimulai dari istrinya, keluarganya, dan teman-teman karibnya hingga raja-raja
yang berkuasa pada saat itu. Di antara raja-raja yang mendapat surat atau risalah
Nabi SAW adalah kaisar Heraklius dari Byzantium, Mukaukis dari Mesir, Kisra dari Persia (Iran) dan Raja Najasyi dari Habasyah (Ethiopia)
,macam-macam dakwah yang banyak kita kenal antara lain
1. Dakwah Fardiah merupakan
metode dakwah yang dilakukan seseorang kepada orang lain (satu orang) atau
kepada beberapa orang dalam jumlah yang kecil dan terbatas. Biasanya dakwah
fardiah terjadi tanpa persiapan yang matang dan tersusun secara tertib.
Termasuk kategori dakwah seperti ini adalah menasihati teman sekerja, teguran,
anjuran memberi contoh. Termasuk dalam hal ini pada saat mengunjungi orang
sakit, pada waktu ada acara tahniah (ucapan selamat), dan
pada waktu upacara kelahiran (tasmiyah).
2. Dakwah Ammah merupakan
jenis dakwah yang dilakukan oleh seseorang dengan media lisan yang ditujukan
kepada orang banyak dengan maksud menanamkan pengaruh kepada mereka. Media yang
dipakai biasanya berbentuk khotbah (pidato).Dakwah Ammah ini kalau
ditinjau dari segi subyeknya, ada yang dilakukan oleh perorangan dan ada yang
dilakukan oleh organisasi tertentu yang berkecimpung dalam soal-soal dakwah.
3. Dakwah bil-Lisan Dakwah jenis ini adalah penyampaian informasi atau pesan dakwah melalui
lisan (ceramah atau komunikasi langsung antara subyek dan obyek dakwah). dakwah
jenis ini akan menjadi efektif bila: disampaikan berkaitan dengan hari ibadah
seperti khutbah Jumat atau khutbah hari Raya, kajian yang disampaikan
menyangkut ibadah praktis, konteks sajian terprogram, disampaikan dengan metode
dialog dengan hadirin
4. Dakwah bil al-Hal adalah
dakwah yang mengedepankan perbuatan nyata. Hal ini dimaksudkan agar si penerima
dakwah (al-Mad'ulah) mengikuti jejak dan hal ikhwal si Da'i (juru
dakwah). Dakwah jenis ini mempunyai pengaruh yang besar pada diri penerima
dakwah. Pada saat pertama kali Rasulullah
Saw tiba di kota Madinah, beliau mencontohkan
Dakwah bil-Haal ini dengan mendirikan Masjid Quba, dan mempersatukan kaum Anshor dan kaum Muhajirin dalam ikatan ukhuwah
Islamiyah.
5. dakwah bit at-Tadwin adalah dakwah yang paling pesat berkembang Memasuki zaman global
seperti saat sekarang ini, pola dakwah bit at-Tadwin (dakwah melalui tulisan)
baik dengan menerbitkan kitab-kitab, buku, majalah, internet, koran, dan
tulisan-tulisan yang mengandung pesan dakwah sangat penting dan efektif. Keuntungan lain dari dakwah model ini tidak menjadi musnah meskipun sang
dai, atau penulisnya sudah wafat. Menyangkut dakwah bit-Tadwim ini Rasulullah
saw bersabda, "Sesungguhnya tinta
para ulama adalah lebih baik dari darahnya para syuhada “
6. Dakwah bil Hikmah Yakni
menyampaikan dakwah dengan cara yang arif bijaksana, yaitu melakukan pendekatan
sedemikian rupa sehingga pihak obyek dakwah mampu melaksanakan dakwah atas
kemauannya sendiri, tidak merasa ada paksaan, tekanan maupun konflik. Dengan kata
lain dakwah bi al-hikmah merupakan suatu metode pendekatan komunikasi dakwah
yang dilakukan atas dasar persuasif.Dalam kitab al-Hikmah fi al dakwah Ilallah
ta'ala oleh Said bin Ali bin wahif al-Qathani diuraikan lebih jelas tentang
pengertian al-Hikmah, antara lain: Menurut bahasa: adil, ilmu, sabar, kenabian, Al-Qur'an,memperbaiki (membuat manjadi lebih baik atau pas) dan
terhindar dari kerusakan,ungkapan untuk mengetahui sesuatu yang utama dengan ilmu
yang utama,obyek kebenaran(al-haq) yang didapat melalui ilmu dan
akal.pengetahuan atau ma'rifat. Menurut istilah
Syar'i:valid dalam perkataan dan perbuatan, mengetahui yang benar dan
mengamalkannya, wara' dalam Dinullah, meletakkan sesuatu pada tempatnya dan
menjawab dengan tegas dan tepat.
Berkaiatan dengan senyum sebagai instrument dakwah maka
terbukti Rasulullah telah berhasil dalam syiar dakwah islamnya salah satunya
karena pengaruh senyum Beliau. Pada zaman Rasulullah pada suatu ketika terdapat
seorang Badui yang menarik sorban Beliau hingga tercekik dan tarikan sorban itu
meninggalkan bekas pada leher Rasulullah karena ia meminta sesuatu dari Beliau.
Orang badui ini berpikir, pasti setelah ia melakukan hal tersebut, Rasulullah
akan marah. Tapi yang terjadi adalah sebaliknya, ia terkesima menatap
Rasulullah yang tidak marah atas perlakuannya yang sangat kasar, tatapi justru
Rasul tersenyum dengan ikhlas kepadanya. Akhirnya, senyum ikhlas Rasulullah,
membawa orang Badui ini menikmati indahnya Islam.